Jumat, 11 Juli 2014

Selamat Menjalani Usia yang Baru

Teruntukmu yang jauh di sana, 
Semoga selalu dalam lindungan-Nya.. 
Amin..

Tak terasa hari ini, 
Hari yang kita semua tunggu-tunggu akhirnya datang juga. 
Engkau kini sudah genap 21 tahun. 
Di usiamu yang semakin matang dan dewasa.
Semoga kesuksesan selalu berpihak kepadamu. 
Aku kini hanya bisa mendoakanmu dari jauh.
Doaku akan aku titipkan lewat angin yang menyapa wajahmu.
Engkau kebanggaanku, semoga akan selalu membanggakan. 
Setialah dan jangan pernah ada kebohongan.



Selamat berjuang sayangku.
Merintis hidup di negeri harapan.
Aku akan setia di sini.
Dan kepulanganmu sangat ku nanti.


Setelah itu akan kita padukan impian kita.
Menjalani hidup berdua bahagia.

Minggu, 06 Juli 2014

Yang ada hanya KITA


Lihat! 
Malam ini tak ada bintang, tak ada bulan, yang ada hanya awan kelabu...
Lihat!
Malam ini tak ada airmata, tak ada tawa bahagia, yang ada hanya rindu yang menggebu...
Lihat!
Malam ini tak ada aku, tak ada kamu, yang ada hanya kita yang terpisah jarak dan waktu...

Selasa, 13 Mei 2014

Aku Mencintaimu Senja

"Senja" hampir setiap hari aku selalu mengharapkan kehadiranmu, aku tak ingin kelam merenggut keceriannmu. Disetiap wajah langit hanya kebahagiaanmulah yang selalu aku harapkan. tak henti-hentinya aku berdoa untuk itu. Ya, aku tahu kau terlahir sendiri tak memiliki sanak family, tapi yang harus kau tau bahwa banyak manusia di bumi tercinta setiap hari memujamu, berharap kebahagiaanmu sama sepertiku.

Kali ini akan aku jelaskan, mengapa aku selalu memujamu "senja". Cahaya wajahmu dilangit jingga yang tak begitu menyilaukan selalu mengajariku banyak hal. Banyak sudah yang aku dapatkan setelah beberapa tahun silam menemukanmu di bibir pantai. sendiri tanpa teman maupun keceriaan. Waktu itu wajah langit sangat sendu, dan hampir saja menghilangkanmu dari balik awan kelabu.

Sejak saat itu, aku selalu meluangkan waktuku hanya sekedar untuk bertegur sapa denganmu, bertanya kabar, lantas menceritakan pengalaman hari itu. Aku sangat bahagia, diantara sekian banyak sahabat-sahabatku hanya kau yang mampu memberikan warna yang berbeda. Ya, kau berbeda dengan yang lain, bahkan terkesan sangat berbeda.

Kau juga mengajariku tentang sebuah keikhlasan. Keikhlasan yang sangat sulit dilakukan. Mana mungkin aku bisa ikhlas menerima kenyataan bahwa seseorang yang amat sangat aku cintai diambil begitu saja, dia pergi bersama luka yang semakin menganga. Tak mungkin dapat sembuh dalam sekejap mata. Namun, dengan menemuimu setiap hari, bercerita kesedihanku, engkau menyembuhkan luka itu secara perlahan. Dalam diam banyak kasih sayang yang engkau curahkan untukmu.

Terima kasih Senja, senjaku dalam wajah langit jingga....

Senin, 05 Mei 2014

Bumi kita tak lagi bulat tergantikan oleh kecantikan segilima itu

Sudah aku tunggu berjam-jam dirimu dalam kegelisahan
Kemunculanmu tak kunjung datang
menerawang luas ke dalam angan
dapatkah kau segera penuhi undangan
kita akan bercinta sore ini
ditemani senja dan sekeping hati

Harus berapa lama lagi aku menunggu
menunggu kemunculanmu dari lorong itu
menanti pelukan hangat darimu
dan hanya kita yang tahu
bahwa langit itu tak lagi bulat
"segilima" kita namai

Lewat ruang tunggu ini
ku kabarkan pada jam dinding
pada lorong yang menyimpan sudah sekian lama
menampung rasa rinduku padamu




Selasa, 11 Maret 2014

Berakhir dengan Kekecewaan

Terlalu sakit memang apabila sudah tidak dianggap lagi.
Apa yang aku lakukan selalu salah.
Mungkin kata maaf saja tak cukup membuat keadaan membaik.
Tidak ada yang lebih menyiksa kecuali sikap diam yang mereka tunjukkan.
Kepergianku mungkin yang diharapkan.

Dulu Percikan air mata kebahagiaan
Pernah jatuh membasahi bumi
Kini semakin deras saja mengalir meninggalkan mata
Menorehkan kedukaan yang murni
Bercampur dengan kekecewaan yang mendalam

Aku bukan sosok wanita tanpa rasa
Akulah wanita yang ingin mengeja kata
Akan aku rangkaikan menjadi cerita
Namun bukan cerita duka yang kasat mata
Kebahagiaan itu yang seharusnya tertata

Antara Bertahan dan menyerah
Keduanya memang berat untuk dipilih
Bertahan dengan rintihan dan cacian
Menyerah dengan lembaran cerita yang terbuang
Semakin sakit saja untuk memikirkan itu semua



Sekarang aku memang lemah
Tak sanggup lagi untuk melangkah
Melawan arus yang tak pernah sepaham
Membaur namun berakhir penolakan
Kini aku putuskan untuk menyerah




Senin, 10 Maret 2014

KEGAGALAN

Mentari pagi menyambut kita dengan suka cita, menemani sampai waktu senja. Keheningan dan kesendirian semakin tak terasa, namun aku masih merasakan duka. Kegagalan itu terekam sangat kuat dalam memori. Mengotak-atik syaraf kebahagiannku. Aku berduka, aku menangis dalam tawa. Kegagalan yang menghancurkan semua impian, dan kegagalan yang menjadikan aku belum bisa memerimanya.

Aku merasa sangat terpukul ketika keinginanku mendapatkan sesuatu yang sangat penting bagiku tak bisa terwujud. Dunia seolah-olah ikut berduka dengan suara petir yang menggelegar saat aku mengetahui bahwa aku telah gagal. Gagal yang teramat fatal, dan aku tak tahu mengapa aku gagal. Ini mungkin bukan yang pertama dalam kegagalanku, tapi ini kegagalan pertamaku yang sangat menyakitkan, tak mampu aku dalam sekejap melupakan kegagalanku kali ini.

Belajar Ikhas

Aku memang sering mendengar bahwa kegagalan ialah merupakan kesuksesan yang tertunda, namun bagiku ini tidak. Ini merupakan kesempatanku yang pertama dan terakhir namun aku telah gagal. Aku sempat emosi, menangi, tak tahu harus berbuat apa. Tapi sungguh salah kalau aku sampai menganggap Tuhan tak sayang kepadaku. Aku hanya emosi kepada diriku sendiri dan mengutuk kegagalanku.

Aku sempat dinasihati sahabta-sahabatku, namun omongan mereka sama sekali tak mampu mengalahkan kekecewaanku. Mereka tak bisa berbuat apa-apa kecuali mengawasi aku dan sesekali juga mendekat, khawatir akan kondisiku. Mereka tak pernah meninggallkan aku sendiri.

Jujur aku mudah sekali hancur, aku mudah sekali merasa tak kuat menghadapi semua persoalan sendiri, namun mereka sahabat-sahabatku lah yang selalu menguatkan aku. Memberi motivasi dan lainnya. Aku tak pernah  bisa untuk menyimpan ceritaku sendiri. kepada mereka lah aku selalu berbagi duka dan suka. 

Menurutku, kegagalan ada karena memang jalan kita bukan di situ. Tuhan telah merancang semua sedemikian elok dan Tuhan pula yang telah mempersiapkan pengganti kegagalgalan itu, dan sudah pasti itu yang terbaik untuk kita. Tuhan akan memberikan yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Jadi jangan seperti aku yang terlalu berduka saat kegagalan menyapa. Bersedih boleh, menangis boleh, emosi juga boleh, tapi jang berlebihan. Itulah yang mulai sekarang akan aku lakukan, belajar ikhlas....

Sabtu, 08 Maret 2014

ARTI "KEBETULAN"

DEWAN AMBALAN PRAMUKA

"Aaahhhh! Kenapa harus berseragam?!", Kataku sambil berteriak. Sejak kecil aku selalu mengagumi orang yang berseragam, misalnya saja PRAMUKA/POLISI/TNI. Dengan seragam,muka mereka yang dikategorikan pas-pasan saja akan menjadi gagah. Badan yang tegap, fisik yang kuat, serta pikiran yang cerdas selalu saja bisa menghipnotis kesadaranku. Mungkin karena kekagumanku lah aku aku sering tanpa disengaja dekat dengan lelaki berseragam. Dulu saja saat SMA kelas X, aku dekat dengan kakak Dewan Ambalan Pramuka dan saat aku menjadi Dewan Ambalan Pramuka, aku juga dekat dengan rekanku sesama Dewan, serta saat kuliah aku pernah dekat dengan anggota TNI yang kebetulan kenal di bus kota. Namun bukan berarti dengan aku kagum kepada lelaki berseragam, lantas aku menutup hati untuk cowok yang tidak berseragam. itu hanya kebetulan saja sobat. 

Sekian lama memperhatikan daun-daun yang jatuh terombang-ambing oleh angin, aku menjadi pemikir berat untuk sesaat. Merenungi apa arti dari sebuah kebetulan (tidak disengaja). Namun tidak mungkin semuanya itu kebetulan, kedekatan-kedekatanku selama ini hanya dikategorikan sebagai sebuah kebetulan semata. "Masa sih? impossible", batinku selalu menolaknya. pemikiran dan hati mulai tidak sinkron, mereka saling bertolak belakang, tak mau bersatu untuk hal ini.

Mengapa harus sebuah kebetulan, bukankah Tuhan mempertemukan satu manusia dengan manusia lain selalu ada tujuannya. Aku dekat dengan mereka pasti ada sesuatu yang mengharuskan aku dekat dengan mereka. Entah untuk menunjukkan sifat mereka satu-satu bahwa kadangkala apa yang dilihat oleh mata tak selalu sama dengan hati, mereka mempunyai persamaan yaitu dengan seragam yang mereka kenakan, namun sifat mereka berbeda-beda. Aku sendiri juga pusing memikirkan hal ini, lelaki dengan seragam...

Intinya, menurutku lho ya, entah salah atau benar. Hal ini menunjukkan bahwa dibalik seragam ada sifat, dibalik rupa ada rasa, dan dibalik itu semua pasti ada sesuatu yang tersembunyi. Jadi kita harus jeli dalam menilai orang, bila perlu kita lucuti sampai ke dalam hati agar kita tau mereka yang sebenarnya benar-benar baik atau sedikit baik.

Tuhan selalu punya rencana dibalik kata kebetulan-kebetulan itu. Jangan pernah bosan untuk selalu mencari jawaban yang cocok. Selamat mengartikan arti sebuah kata kebetulan untuk kalian.... :)

Rabu, 05 Maret 2014

BERPISAH??

Hal yang selalu saya takutkan adalah sebuah perpisahan. Berat memang meninggalkan kenangan yang sekian lama terpatri dalam ingtan. Ketika sendiri hal itulah yang selalu hadir. Ingin rasanya tak ada kata perpisahan dalam hidupku, namun bukankah itu memang sudah menjadi garis hidup, bahwa pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan. mereka saling melengkapi dalam hidup untuk membuatnya lebih berwarna.
Mana Jalan Terbaik?

Aku sekarang terlalu sibuk memang dengan kesendirianku, entah apa yang telah mempengaruhiku sehingga aku harus membuat keputusan yang berdampak besar dalam hidupku kedepannya. Antara maju, bertahan dan bersama atau mundur, menyerah, dan sendiri. Aku ingin memilih untuk bertahan namun kehangatan kini tak pernah bisa aku temukan. aku mencoba mendekat, merangkul, namun penolakan yang aku dapatkan. Entah itu benar atau hanya pemikiranku saja, namun semuanya membuat aku tak nyaman bersama mereka. jaln satu-satunya ialah menyerah, aku mencoba untuk mundur secara teratur, meskipun hatiku menolaknya. Aku ingin menghilang secara perlahan, akankah mereka masih mengingat aku yang pernah menjadi bagian dari mereka ataukah aku tak pernah ada dalam lamunan mereka. Hanya mereka saja yang tahu atau biarkan waktu yang akan menjawabnya. :)

Minggu, 02 Maret 2014

PENDIDIKAN KHARAKTER (syair)

Aktif

Pagi ini memtari telah menanti
menjemput pemuda gagah berani
pendidik muda mulailah beraksi
mari perbaiki pendidikan sejak dini

Wahai pendidik insan muda
berlaku jujur berakhlak mulia
selalu terapkan kepada siswa
agar kelak hidupnya bahagia

Pendidikan kharakter sudah diterapkan
para pemuda menjadi harapan
segala yang sulit takkan jadi halangan
karena semua hanyalah ujian

HATIMU MEMBEKU


Harus bagaimana lagi
semua telah aku lakukan
untuk membuatmu yakin
akan perasaanku

Tapi kau tak pernah memahami
mengerti akan kesakitanku mencintai
telah aku tapaki kerikil-kerikil runcing
telah aku lewati berkeloknya jalanan kecil
hanya untuk menemui kau
hanya untuk menyatakan rasa

Aku tahu kau sangat paham
tapi hatimu telah membeku
dan aku belum mampu
memecahkan bongkahan es di hatimu

Tapi ingat, aku akn menjadi kapak
menghancurkan segala macam tembok
yang menghalangi rasamu
dengan kesabaran dan keikhlasan
pasti akan berbuah kebahagiaan

TAK USAH KAU TANGISI

Sorotan matamu
lembut sikapmu
membuatku cinta
cinta awal jumpa

Janjimu tak pernah ku lupa
takkan khianati cinta
hingga suatu ketika
kaunmencoba tuk khianatinya

Aku pikir itu hanya canda
tapi itu memang nyata
kau dustai cinta
tuk dirinya yang kau puja

Semua itu telah berlalu
kini kau datang merayu
agar aku kembali padamu
merajut cinta bersamamu

Aku tak mungkin bisa
menerima semuanya
seperti semula
seperti dulu kala

Tak usahlah kau tangisi
aku takkan peduli
walau sampai mati
aku tak mau kembali

Itu cuma angan
cuma impian
itukan yang kau ingingkan 
lebih baik aku kau lupakan

SENJA DAN MASA LALU


Merindukan Senja

Senja sore ini memancarkan keindahan khasnya tapi sebentar lagi sinarnya akan sirna ditelan gelapnya malam. Tak perluk khawatir! karena esok sore, sama seperti sore ini, senja masih dapat kita nikmati lagi keindahannya. Begitu pula sebuah kehidupan, dikala kesedihan telah datang menjelma, namun esok pasti akan ada harapan akan kebahagiaan.
Sore ini aku melihat cahaya senja, sinarnya indah menyejukkan jiwa. Bisa kau lihat juga di ujung sana. Namun, hal ini mengingatkan aku akan sesuatu. Kesendirian, ya sekarang aku merasa sangat kesepian.
Aku seorang gadis berumur 19 tahun. Aku ingin dewasa sejalan dengan umurku. Tak perlu memiliki sifat seperti anak kecil yang menghabiskan banyak waktunya untuk bermain bersama teman sebaya, tak juga harus seperti seorang yang telah dewasa melebihi umurku, yang harus mengurus keluarga kecilnya. Memikirkan masalah ekonomi dan tetek bengeknya.
Sejak kecil aku selalu diselimuti dengan kasih sayang, rumah yang orang tuaku bangun telah menjadi surga dalam hidupku. Surga yang mungkin orang lain tak pernah mendapatkannya. Namun itu dulu, ketika aku masih kecil. Menapaki umurku yang remaja kini semua semakin terasa berubah.
Terlahir menjadi anak dari keluarga yang broken home tak pernah sedikitpun terpikirkan olehku. Tapi ini nyata, aku yang belum bisa dengan lapang dada menerima kenyataan ini. Kenyataan yang sangat pahit. Madu termanispun tak dapat menghilangkan kepahitannya.
Orang tuaku resmi bercerai ketika aku remaja,  remaja yang tahu benar apa arti sebuah perceraian. Memang benar puncak sebuah kebahagiaan akan kita dapatkan apabila kita bisa melewati sebuah ujian, namun orang tuaku lain. Mereka memilih jalan yang berbeda, atau dengan kata lain mereka tak dapat melewati ujian itu dan alhasil perceraianpun terjadi.
Mungkin kalian berpikir, masa perceraian itu ketika aku SMP atau awal masuk SMA. Namun harus kalian ketahui, masa itu terjadi ketika aku kelas 3 SMA. Disaat anak-anak lain mendapatkan banyak wejangan dari orang tua mereka, untuk lebih rajin lagi dalam belajar,  aku justru lain. Aku mendapatkan nyanyian yang sangat memekakkan telingaku. Nyanyian yang selalu mereka nyanyikan sebelum aku terbangun dan aku tak tahu kapan nyanyian itu akan berhenti. Karena aku tertidur sebelum nyanyian itu memiliki tanda-tanda akan berhenti.
Try out, ya test uji coba untuk mengetahui apakah kita lulus ujian nasional atau tidak.  Pembagian hasil try out pertamaku menyatakan aku gagal atau sama artinya dengan tidak lulus, try out kedua juga gagal, ketiga dan keempatpun tak jauh berbeda selalu gagal. Aku tak pernah menyalahkan orang tuaku dalam hal ini, mungkin aku saja yang kurang berkonsentrasi tapi memang tak bisa dipungkiri bahwa mereka juga ikut andil dalam hal ini. Nyanyian yang selalu mereka nyanyikan setiap hari telah mengambil paksa rumus yang telah aku simpan dalam memori, rumus itu berterbangan, melayang-layang seirama dengan nada yang mereka nyanyikan.
Tiba saat pengumuman ujian nasional. Dimana masa depanku di tentukan oleh angka-angka pada selembar kertas. Ya seperti kertas ini. Hasil ujianku berbeda dari hasil try outku. Memang ujian nasionalku lulus, namun nilai rata-rataku tak lebih dari 5,6 Iya tak lebih dari 5,6. Aku yang setiap tahunnya selalu masuk 3 besar di kelas harus bisa menerima kenyataan ini. Alhasil aku harus mengubur jauh impianku masuk perguruan tinggi negeri, mungkin takdirku hanya bersekolah di perguruan tinggi swasta.

Ah sudah lah, tak usah mengingat masa yang dulu. Cukup hanya sebagai kenangan saja tak perlu aku ungkit lebih jauh lagi. Yang terpenting impian aku untuk bersekolah di perguruan tinggi negeri kini sudah terkabul. Karena aku percaya akan ada kebahagiaan yang datang setelah kesedihan, dan itu semua terbukti. Sama seperti senja yang selalu aku nantikan kedatangannya.

Jumat, 28 Februari 2014

For Mas Rara


semangat untuk menjemput harimu nan indah

Walau bedebah mulai menhadangmu dengan sumriah
namun aku tau kau tetap maju pantang untuk menyerah
Karena pendirianmu takkan pernah goyah dalam melangkah

Cita-cita adalah harapan
Mendoakan dengan penuh keikhasan
Menantimu dalam sebuah penantian
hingga kau datang dengan kesuksesan

Walau banyaknya tetes airmata takkan aku perlihatkan
biarkan luruh bersama kesetiaan dalam kerinduan
Melepasmu dengan sebuah senyum itu kewajiban
kebahagiaan itu yang akan aku tampakkan

Senyum Rahasiamu :)

Pagi ini mentari bersembunyi di balik awan. Entah apa yang membuatnya nggan menjalankan rutinitas hariannya menemani dan menyinari bumi. Dia seolah sedang menyembunyikan sesuatu hari ini. Menyendiri, menyinari bumi, dan menjauhi alam tanpa sedikitpun memberi penjelasan akan sikapnya. Bumi, alam, dan semesta lebih memilih diam dibanding mempertanyakan langsung akan sikap mentari hari ini, mereka mengetahui bahwa samapai kapanpun mentari tak akan pernah menjawab pertanyaan dari mereka. Hal ini sering dilakukan mentari ketika masalah mulai berdatangan kepadanya bagai bunga yang bermekaran di musim semi. Mentari hanya memerlukan waktu untuk bermanja-manja dengan waktu. Setelah itu dia akan kembali lagi seperti biasa. Senyum dan Kebahagiaan akan terlihat dari wajahnya.

Dering jam beker memekakkan telingaku pagi ini. Membangunkan aku dari mimpi terindah. Aku seorang  remaja yang baru saja masuk SMA. Aku harus sadar bahwa aku bukan anak kecil lagi yang masih sering bermanja-manja dengan orang tua di rumah. Aku bergegas bangun bangun, lalu menyambar handuk dan memasuki kamar mandi.

Senin, 24 Februari 2014

Selamat Menempuh Hidup Baru Sahabatku...

Aku, Atun, Indri, teddy, dan Ipank (16 Feb 14)
Sesuatu yang sangat menggembirakan adalah melihat sahabat kita menikah. Melihat senyum yang selalu mengembang dari bibir merahnya. sungguh hati ini ikut senang ketika engkau sahabat sedari SMP yang selalu siap menjadi teman curhatku setiap saat, melepas masa kesendirianmu. kini engkau telah menjadi satu dengan suamimu. Sifat kalian harus dilebur menjadi satu agar kalian senantiasa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. semoga keluarga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah... Amin

Tetaplah menjadi sahabatku yang aku kenal sedari dulu, namun harus kau ingat yang aku maksudkan ialah sahabat yang senatiasa memberikan kebahagiaan bagi orang disekelilingmu, termasuk aku. menjadi istri yang selalu siap melayani suami, berbagi rasa suka maupun duka, dan semoga engkau menjadi wanita solikhah, sehingga surga selalu sedia terbuka untukmu.

Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuk melepas kepergianmu mennjemput kebahagiaan dan surga-Nya bersama keluargamu sekarang. aku selalu mencintaimu dan mengenangmu sebagai salah satu sahabat baikku..
Selamat ya ( Indri & Teddy)

Minggu, 23 Februari 2014

Kebencianku

Kau yang telah memilih untuk berubah
Mengapa harus aku yang menyesalinya?
Sekarang harus jalani apa yang telah ada
Karena aku telah memberikan kebebasan kepadamu
Dan kemauanmu tak pernah aku larang
Tapi harus kamu tahu terlebih dahulu
Tidak kamu lakukan untukmenyakiti aku

Intinya aku sangat benci dengan status-status itu!
Aku benci dengan kabar yang tak tersampaikan
Aku benci dengan sebuah rasa kehilangan
Dan aku benci dengan kekosongan hati ini

Mereka pernah bilang:
" Seandainya ada gundukan perasaan pilu
Boleh kamu kabarkan hal itu
Namun bila hati tertutup
Masukkan gundukan perasaan itu ke dalam kantong besar
Dan anggap semua baik-baik saja
Terpaku di layar Laptop