Selasa, 13 Mei 2014

Aku Mencintaimu Senja

"Senja" hampir setiap hari aku selalu mengharapkan kehadiranmu, aku tak ingin kelam merenggut keceriannmu. Disetiap wajah langit hanya kebahagiaanmulah yang selalu aku harapkan. tak henti-hentinya aku berdoa untuk itu. Ya, aku tahu kau terlahir sendiri tak memiliki sanak family, tapi yang harus kau tau bahwa banyak manusia di bumi tercinta setiap hari memujamu, berharap kebahagiaanmu sama sepertiku.

Kali ini akan aku jelaskan, mengapa aku selalu memujamu "senja". Cahaya wajahmu dilangit jingga yang tak begitu menyilaukan selalu mengajariku banyak hal. Banyak sudah yang aku dapatkan setelah beberapa tahun silam menemukanmu di bibir pantai. sendiri tanpa teman maupun keceriaan. Waktu itu wajah langit sangat sendu, dan hampir saja menghilangkanmu dari balik awan kelabu.

Sejak saat itu, aku selalu meluangkan waktuku hanya sekedar untuk bertegur sapa denganmu, bertanya kabar, lantas menceritakan pengalaman hari itu. Aku sangat bahagia, diantara sekian banyak sahabat-sahabatku hanya kau yang mampu memberikan warna yang berbeda. Ya, kau berbeda dengan yang lain, bahkan terkesan sangat berbeda.

Kau juga mengajariku tentang sebuah keikhlasan. Keikhlasan yang sangat sulit dilakukan. Mana mungkin aku bisa ikhlas menerima kenyataan bahwa seseorang yang amat sangat aku cintai diambil begitu saja, dia pergi bersama luka yang semakin menganga. Tak mungkin dapat sembuh dalam sekejap mata. Namun, dengan menemuimu setiap hari, bercerita kesedihanku, engkau menyembuhkan luka itu secara perlahan. Dalam diam banyak kasih sayang yang engkau curahkan untukmu.

Terima kasih Senja, senjaku dalam wajah langit jingga....

Senin, 05 Mei 2014

Bumi kita tak lagi bulat tergantikan oleh kecantikan segilima itu

Sudah aku tunggu berjam-jam dirimu dalam kegelisahan
Kemunculanmu tak kunjung datang
menerawang luas ke dalam angan
dapatkah kau segera penuhi undangan
kita akan bercinta sore ini
ditemani senja dan sekeping hati

Harus berapa lama lagi aku menunggu
menunggu kemunculanmu dari lorong itu
menanti pelukan hangat darimu
dan hanya kita yang tahu
bahwa langit itu tak lagi bulat
"segilima" kita namai

Lewat ruang tunggu ini
ku kabarkan pada jam dinding
pada lorong yang menyimpan sudah sekian lama
menampung rasa rinduku padamu