Senin, 10 Maret 2014

KEGAGALAN

Mentari pagi menyambut kita dengan suka cita, menemani sampai waktu senja. Keheningan dan kesendirian semakin tak terasa, namun aku masih merasakan duka. Kegagalan itu terekam sangat kuat dalam memori. Mengotak-atik syaraf kebahagiannku. Aku berduka, aku menangis dalam tawa. Kegagalan yang menghancurkan semua impian, dan kegagalan yang menjadikan aku belum bisa memerimanya.

Aku merasa sangat terpukul ketika keinginanku mendapatkan sesuatu yang sangat penting bagiku tak bisa terwujud. Dunia seolah-olah ikut berduka dengan suara petir yang menggelegar saat aku mengetahui bahwa aku telah gagal. Gagal yang teramat fatal, dan aku tak tahu mengapa aku gagal. Ini mungkin bukan yang pertama dalam kegagalanku, tapi ini kegagalan pertamaku yang sangat menyakitkan, tak mampu aku dalam sekejap melupakan kegagalanku kali ini.

Belajar Ikhas

Aku memang sering mendengar bahwa kegagalan ialah merupakan kesuksesan yang tertunda, namun bagiku ini tidak. Ini merupakan kesempatanku yang pertama dan terakhir namun aku telah gagal. Aku sempat emosi, menangi, tak tahu harus berbuat apa. Tapi sungguh salah kalau aku sampai menganggap Tuhan tak sayang kepadaku. Aku hanya emosi kepada diriku sendiri dan mengutuk kegagalanku.

Aku sempat dinasihati sahabta-sahabatku, namun omongan mereka sama sekali tak mampu mengalahkan kekecewaanku. Mereka tak bisa berbuat apa-apa kecuali mengawasi aku dan sesekali juga mendekat, khawatir akan kondisiku. Mereka tak pernah meninggallkan aku sendiri.

Jujur aku mudah sekali hancur, aku mudah sekali merasa tak kuat menghadapi semua persoalan sendiri, namun mereka sahabat-sahabatku lah yang selalu menguatkan aku. Memberi motivasi dan lainnya. Aku tak pernah  bisa untuk menyimpan ceritaku sendiri. kepada mereka lah aku selalu berbagi duka dan suka. 

Menurutku, kegagalan ada karena memang jalan kita bukan di situ. Tuhan telah merancang semua sedemikian elok dan Tuhan pula yang telah mempersiapkan pengganti kegagalgalan itu, dan sudah pasti itu yang terbaik untuk kita. Tuhan akan memberikan yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Jadi jangan seperti aku yang terlalu berduka saat kegagalan menyapa. Bersedih boleh, menangis boleh, emosi juga boleh, tapi jang berlebihan. Itulah yang mulai sekarang akan aku lakukan, belajar ikhlas....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar